KUNCI SUKSES PERUSAHAAN

Minggu, Juni 30, 2013 | , , ,

Baru-baru ini penulis membaca sebuah kutipan, "Imagine a world where most organizations were the best place to work. Imagine what we could be getting done on the planet if it were true."
Ini adalah kutipan yang diambil dari Karen May, wakil presiden dari bagian people development, Google. Hal ini membuat kita berpikir tidak heran banyak orang-orang cerdas dan memiliki talenta memiliki impian untuk bekerja di Google. Terkadang kita selaku pemilik brand terlalu sibuk dalam mempromosikan barang serta jasa dari brand kita ataupun selalu berusaha mendahulukan kebahagiaan klien atau konsumer.
Hal itu bukanlah sesuatu yang salah, namun pada satu titik terkadang kita melupakan salah satu aset brand kita yang sangat penting, yaitu sumber daya manusia kita sendiri atau para karyawan. Perlu kita ketahui bahwa ketika kita bisa menciptakan lapangan kerja yang kondusif di mana karyawan merasa dihargai serta aspirasinya didengarkan, hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi dari para karyawan tersebut.
Sekarang ini banyak perusahaan melakukan internal branding yang berfokus pada individu karyawannya, muncullah istilah employer branding yaitu usaha sebuah brand dalam mengomunikasikan dan membangun image bahwa perusahaan atau organisasinya merupakan tempat yang menyenangkan dan positif bagi karyawan untuk bekerja.
Employer branding menjadi poin yang penting bagi sebuah brand atau perusahaan belakangan ini dikarenakan kompetisi untuk mencari serta mempertahankan karyawan dengan prestasi gemilang ataupun sesuai kriteria menjadi semakin sulit.
Salah satu contoh adalah Google. Para pendirinya yaitu Larry Page dan Sergey Brin memiliki impian agar Google menjadi kantor favorit dan diminati oleh tenaga kerja berbakat dari seluruh dunia. Idenya sederhana yaitu menciptakan suasana kerja kondusif dan menyenangkan yang membuat karyawannya tetap termotivasi, kreatif, produktif, serta loyal.
Mereka mencoba melakukan riset mendalam mengenai people resources dan menemukan jawaban bahwa orang-orang akan tetap produktif dan setia kepada pekerjaannya ketika orang tersebut merasa dihargai, didukung serta didengar pendapatnya.
Oleh karena itu, Google membuat kebijakan unik di mana semua karyawannya boleh menggunakan 20 persen dari waktu kerjanya untuk proyek pribadi. Proyek pribadi yang memiliki gagasan bagus akan didanai sepenuhnya oleh Google. Banyak ide-ide kreatif yang justru muncul ketika karyawan diberikan kebebasan untuk berkreasi dan mengemukakan pendapatnya.
Kebahagiaan karyawan menjadi fondasi dasar Google untuk terus berinovasi dan menyukseskan brand-nya. Dari contoh di atas, dapat kita lihat manfaat dari berinvestasi pada sektor employer branding. Ketika sebuah perusahaan dari awal sudah memiliki budaya untuk mau mendengarkan aspirasi dan menghargai karyawan, tidak menganggap karyawan hanya sekadar bawahan, perusahaan tersebut sudah selangkah lebih maju.
Dengan menunjukkan empati kepada aspirasi para karyawan, hal ini akan mempermudah Anda juga dalam menyampaikan visi misi jangka panjang perusahaan, karena hubungan yang tercipta tidak lagi bersifat satu arah dan kaku, namun lebih bersifat timbal balik dan dinamis. (bn)

Source: http://adf.ly/RJWAT

0 komentar: