CUSTOMER FOCUS

..................................

WORK EXCELLENCE

..................................

INTEGRITY

..................................

TEAM WORK

..................................

CONTINUOUS LEARNING

..................................

TIPS MEMASARKAN PRODUK BARU DAN DITERIMA PASAR

Senin, Juli 15, 2013 | , , , , , ,

Setiap tahun ribuan produk dan layanan baru menyerbu pasar, dan jutaan rupiah pun dihabiskan sebagai dana promosi. Dana khusus itu bisa jadi memang kecil nilainya, kalau produk itu berhasil baik menembus pasar. Namun kenyataan menyedihkan yang justru terjadi, sebagian besar usaha itu gagal. Mengapa?


Taruh kata  sebuah produk atau ide menarik muncul. Semakin lama dipikirkan, dirembuk dengan keluarga, teman, rekan pengusaha, dan sebagainya semakin dalam kita jatuh cinta dengan produk atau gagasan itu.


Kita pun lalu berpendapat, tidaklah perlu menghabiskan uang hanya untuk riset pasar. Malah jangan-jangan justru ada orang mencuri ide kita. Mudah-mudahan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bisa menuntun kita dalam mengumpulkan informasi untuk mengambil keputusan.

Adakah orang-orang (konsumen) yang membutuhkan produk itu?

Seberapa unik dan praktiskah produk itu?

Wajarkah harga ecerannya nanti menurut penilaian konsumen? Layakkah keuntungan yang kita dapatkan pada tingkat harga itu?

Apakah produk ini hanya bersifat musiman? Mungkinkah mengumpulkan laba yang layak selama kurun waktu pendek tersebut? Dapatkah menembus pasar sebelum musimnya berlalu?

Cukup menarikkah ia hingga bisa masuk ke pasar yang cukup luas? Atauhkah justru ada pasar yang kecil, namun sangat antusias untuk mendapatkannya?

Apakah dalam memasarkan, kita dapat mencapai para pembeli potensialnya?

Apakah kita tergantung dengan pihak lain dalam soal sumber-sumber manufaktur, pengemasan, dan pemasaran?

Terakhir, bila jadi memproduksi barang itu, apakah kita beroleh laba yang layak untuk segala dana, usaha, dan waktu yang diinvestasikan?

Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan salah satu bentuk riset pemasaran. Sekalipun pertanyaannya sederhana, tetapi banyak pengusaha tidak memiliki cukup pengalaman atau waktu untuk menjawabnya dengan akurat. Jika kita termasuk kelompok itu, ada tiga cara paling umum untuk menyelesaikannya.


Pertama, pakailah jasa profesional pemasaran. Kekurangan cara ini, selain mungkin paling banyak menghabiskan uang, kita juga akan sangat tergantung padanya. Namun, efisiensi waktu yang tercipta pun akan maksimal.


Kedua, mintalah bantuan seorang guru mata kuliah pemasaran di sebuah perguruan tinggi atau seorang instruktur kursus pemasaran. Mungkin riset yang kita butuhkan itu dapat dijadikan tugas di kelas yang ia bimbing. Memang biaya yang dikeluarkan tidak sebesar cara pertama, namun waktu pelaksanaannya bisa berlarut-larut.


Ketiga, pergi ke perpustakaan atau toko buku untuk belajar dari buku pemasaran Do-It-Yourself (melakukan semua sendiri). Cara ini memang paling sedikit aspek ketergantungannya terhadap pihak lain. Namun, bersikap objektif, meskipun seringkali amat sulit. Di lain pihak, banyak juga pengusaha yang telah berhasil melakukannya

Tips  Memasarkan Produk Baru

Apa sih manfaatnya marketing plan atau rencana pemasaran bagi seorang entrepreneur?

Ada beberapa tujuan marketing plan itu, seperti:

- mencari tahu pasar, bagaimana tipe pelanggan dan pesaing,

- membangun langkah-langkah untuk mendapatkan pelanggan baru

- mempertahankan pelanggan yang sudah ada,

- memprediksi dan mengenali pola perubahan.

Sebuah rencana pemasaran (marketing plan) harus menemukan apa yang pelanggan suka maupun yang tidak disukai.

Lalu berikutnya harus bisa menemukan ekspektasi atau harapan pelanggan terhadap produk kita.

Marketing itu seperti gadis cantik, penuh imajinasi!
Oke, ayo kita cermati 7 panduan dasar marketing berikut ini:

Anda harus punya metode baku pada 4 komponen ini (4P):
product (produk)
price (harga)
place(tempat)
promotion (promosi).

Tentukan dengan jelas target pasar untuk produknya. Perjelas data demografi yang lengkap seperti : usia, jenis kelamin, karir, tingkat pendapatan atau di mana pelanggan tinggal. Makin detail makin bagus, sehingga nanti anda bisa dengan mudah mencari model promosi yang tepat.

Kenali pesaing Anda. Artinya, anda harus tahu betul apa persamaan dan perbedaannya dengan produk anda.
Jawab pertanyaan berikut: “Mengapa saya (pelanggan) harus membeli produk anda?” Ini artinya adalah: Gambarkan bagaimana produk Anda, dan coba menerangkannya seakan-akan anda adalah pelanggannya. Buat penjelasan produk dari persepsi pelanggan. Apa untungnya bagi pelanggan jika memilih produk anda, dan berikan alasan yang kuat, mengapa pelanggan harus memilih produk anda.

Susun anggaran biaya promosi dengan baik. tentukan besarannya, dan tracking feedbacknya.
Bikin strategi harga. Strategi ini bisa mencontoh yang orang lain lakukan. Ini sangat penting karena akan menentukan posisi produk anda di pasar. Penentuan harga dapat dibuat berdasarkan tujuan/target pasar yang anda buat tadi. lalu bikin pula harga yang bertingkat yang memungkinkan orang tertarik menjualkan kembali produk anda sebagai reseller atau agen. Berikan porsi keuntungan yang besar bagi agen/reseller.

Buatlah strategi promosi yang efisien. Seperti beriklan di TV atau koran, atau di web-web yang terkenal sesuai dengan target pasar yang dibidik. Sekali lagi, bikin sistem tracking feed back yang baik, misalnya dengan menanyakan pada pelanggan informasi produk anda diperoleh dari mana. Sehingga anda benar-benar tahu iklan/promosi mana yang paling baik.

Read More

13 LANGKAH MEMULAI USAHA

Minggu, Juli 14, 2013 | , , , ,

Tips Usaha

Inilah 13 step sakti menjadi wirausaha

Menjadi wirausaha dan memulai bisnis sendiri adalah impian banyak orang. Sayangnya, banyak yang bingung harus mulai dari mana. Bingung juga harus bisnis apa, dan kapan sebaiknya memulai bisnis yang paling tepat.

Ribuan pertanyaaan berkelebat di benak, yang aslinya sih, bukan pertanyaan, tapi keragu-raguan. Pertanyaan-pertanyaan itu seperti: bisnis apa yang cocok buat saya? Kan, saya tidak punya modal nih. Aku Cuma punya modal 5 juta, usaha apa ya? Peluangnya bagaimana? Bagus gak sih? Dan lain sebagainya.

Oke, kali ini saya coba beberkan 13 jurus sakti untuk memulai jadi pebisnis tangguh, lebih tangguh dari si pejantan tangguhnya Sheila on 7 itu.  :)
1. Mimpi sebagai Awal
A dream is where it all started. Bangunlah mimpimu! Ya, bangun mimpi dan pastikan saat bermimpi kamu tidak sedang tidur! Beneran. Setelah membangun mimpi, segera catat mimpi-mimpimu, sehingga jelas dan terencana. Lah, mimpi kok pake rencana? Iya, bahkan mimpipun harus dicatat dan dinyatakan, agar mudah mengukur pencapaiannya. Ingat, dari seorang pemimpilah semua hal tentang inovasi produk, cara pelayanan, jasa, dan ide bisa laku dijual dan sukses. Karena mimpi tidak ada batasnya, tidak bayar pula, mimpilah dengan berani, dan beranilah bermimpi besar. Dalam dunia mimpi, tidak ada yang tidak mungkin. Tidak ada yang tidak bisa. Semua serba mungkin, semua serba bisa!

2. Percaya dan Yakin
Percaya dan yakin bahwa Anda mampu untuk meraih mimpi dan kesuksesan. Andrie Wongso bilang,“Sukses adalah hak saya”. Karena keyakinan dan kepercayaan ini, segala kendala dan tantangan yang ada di depan akan mudah ditaklukkan, dan kamu merasa ringan saja melakukannya. Ya, harus YAKIN bisa!
3. Mulailah dari hal yang Anda sukai
Yup, temukan passion kamu. Passion itu adlah suatu hal yang jika kamu mengerjakannya, maka hasilnya lebih baik dari orang lain meski tidak dibayar. Atau, suatu pekerjaan yang kamu mampu lakukan berjam-jam, berlama-lama, saat orang lain bosan, kamu masih saja melakukannya.

Mulailah usaha dari hal-hal yang kamu sukai.Sehingga antusiasme akan terus terjaga, meski pada saat-saat sulit. Carilah passion kamu. Untuk menemukan passion, bisa baca artikel soal itu disini.

4. Ketahui dan Belajarlah Dasar-dasar Bisnis
Dasar-dasar Bisnis harus dipelajari, misalnya bagaimana melakukan hal ini:

*BUY LOW, SELL HIGH, PAY LATE, COLLECT EARLY* (beli lebih murah, jual dengan harga tinggi, lakukan pembayaran di belakang, dan terimalah pembayaran di depan). Ilmu dasar berbisnis mutlak harus dipelajari. Aspek-aspek produksi, pemasaran, keuangan dan pengembangan bisnis adalah aspek utma yang harus diketahui.

5. Jangan Takut Mengambil Resiko
Orang sukses adalah pengambil resiko. Jadi bukan resiko yang harus dihindari, tapi bagaimana membuat agar resiko itu tidak terjadi. Bukan dihindari, tapi di manajemen, diatur sedemikian rupa agar resiko is not relevan! Pepatah bijak mengatakan “The Giant that you will be able to achieve is directly proportional to the risk taken“.
Resiko selalu ada di setiap bisnis, bahkan disemua tindakan kita. Semua halada resikonya. Berani mengambil resiko adalah kunci awal dalam dunia usaha. Biasanya, berlaku hukum keseimbangan: Hi-Risk=Hi-Profit. Meski tidak selalu begitu. Tapi resiko terbesar adalah menunda action, karena pasti akan tertundapula suksesnya, dan lebih buruk lagi: Pasti gagal!

6. Carilah Guru dan Konsultan
Ini sangat penting, bergaullah dengan orang-orang yang tepat. Jika ingin jadi pengusaha sukses, banyaklah berteman dengan pengusaha yangterlebih dahulu sukses. Angkatlah mereka jadi ’mentor’. Anda tidak harus bilang ke orang tersebut untuk minta diajari, tapi dekatilah, belajarlah padanya. Cari juga Penasehat Spiritual dan Konsultan Bisnis. Artikel tentang Guru spiritual ada di sini dan tentang konsultan bisnis ada di sini.

7. Miliki Etos Kerja Pengusaha
Seorang pengusaha sukses pasti melakukan kerja lebih banyak dan lebih cerdas dari orang kebanyakan. Meski terlihat mereka tidak bekerjapun, sejatinya mereka berpikir dan bekerja terus-menerus. Bahkan, jauh lebih keras dan lebih banyak dari orang lain. Tanyalah hal ini pada mereka yang sudah sukses, pasti mereka meng-IYA-kannya. Tidak segera menyerah dengan kegagalan, ulang lagi,lakukan lagi…tak berhenti sampai berhasil. Seorang pengusaha, jika memperoleh penolakan dari calon pelanggannya, maka artinya: Belum oke, atau lain waktu pasti oke.

8. Bangunlah Network
Bersilaturahmilah. Bangunlah jaringan, cari teman sebanyak banyaknya. Jangan sekali-kali carimusuh. Perhatikanlah, jika ada barang dan jasa yang harganya sama, kualitasnya sama, maka orang akan cenderung memilih produk atau jasa dari orang yang sudah dikenalnya. Jaringan juga akan membantu anda mengembangkan usaha, memperluas pasar, bahkan membantu anda pada saat-saat sulit.

9. Berani Hadapi Kegagalan
Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha. Hadapilah dengan jantan! Gagal adalah sarana belajar. Habiskan jatah gagalmu saat muda, sukses pasti datang.
10. Action Now
Mulailah sekarang juga. Karena Bisnis yang baik adalah bisnis yang dibuka, bukan ditanyakan terus.

11. Buka Sekarang Juga

Bisnis itu disebut bisnis jika sudah dibuka, bukan diangan-angan.

12. Bukalah Bisnis Sekarang

Bisnis yang bagus itu adalah bisnis yang sudah dijalankan, bukan cuma dihitung-hitung melulu. Bisnis yang dihitung belum tentu dibuka, tapi bisnis yang dibuka, pasti dibuat perhitungannya.

13. Jangan Tunda, Sekarang saja

Menunda bisnis bagi saya adalah lampu merah. Makin lama ditunda, makin ragulah kita untuk memulainya. Dan makin jauhlah kemungkinan suksesnya.

 

Oke, semoga bermanfaat dan segera mambuka bisnis sendiri! Atau masih harus ditambah dengan 200 jurus lain?

Read More

7 Tips to Effectiveness Presentation Skills

Kamis, Juli 11, 2013 | , , , , , , ,

7 Tips to Effectiveness Presentation Skills

Studies show that many people have more fear of public speaking than of dying. That's huge. Whether you're giving your first presentation or your 100th, these tips will help you give less fearful, more powerful presentations.

Step 1
Plan, Prepare, and Practice.

The first step is to plan your verbal presentation - what you're going to say. When giving a presentation, you should always talk about something you know - something in which you are an expert. Credibility is important to get people to listen to you.

If you're stuck on planning a talk, use this formula: Tell them what you're going to tell them. Tell them. Tell them what you told them.

Once your presentation is complete - practice, practice, practice. Know your talk so well you could give it in your sleep. But so you won't put your audience to sleep, follow these next tips.

Step 2
Focus on your visual presentation.

The visual aspect of your presentation is the most important in getting your message across. It includes your body language, gestures, facial expression, eye contact, appearance, and visuals such as PowerPoint - all of what the audience sees.

The people in your audience will form their first impressions of you when you walk into the room. So dress for success and appear confident and friendly, even if your knees are knocking.

Good posture and natural gestures are important. Your most important facial expression is your smile. Smile and they won't notice if you're nervous. The most important visual is eye contact. Look at each person during your talk.

Use visuals whenever possible. Some basic rules for PowerPoint are that your slides should always be in color (no exceptions) and use graphics. If you're talking about going green, for example, show video, photographs, or clip art that represent what you're saying in each slide. Don't hesitate to be humorous if it feels right for you.

Step 3
Use variety in your vocal presentation.

The second most important aspect is your vocal presentation - how you use your voice. It includes volume, pace, tone, inflection, and enunciation. Speak loudly and clearly (even with a microphone), not too fast or slow.

Vary you pace and don't forget the all-important PAUSE. Don't be afraid of silence and say "uh." Pause before and after you make a point; it makes your listeners' ears perk up. If you go along in a monotone, don't be surprised if they go to sleep. Pausing can make you sound conversational. Say, "There's one thing that (short pause) can make recycling more effective." That slight hesitation makes it seem as if you're just thinking of what you're going to say next, as you would in a conversation.

Use a downward inflection at the end of a sentence. Don't say, "More and more people are composting than ever before?" You're telling them, not asking them. This is a bad habit a lot of people have, even experienced speakers. Don't be guilty of doing this or you'll sound wishy-washy and unsure of yourself. A fatal flaw for speakers.

Step 4
Use notes, but don't read or memorize.

When I prepare a talk, I think of what I want to say and say it aloud. Then I write a phrase or some key words that will remind me of what I want to say. I'll type a twenty-minute talk on one or two sheets of paper with just notes that guide me to the next point.

There are a couple of exceptions to this rule. Since your introduction and closing are most important, it's okay to memorize them so you can begin and end with confidence and effective eye contact. Also, if you're quoting someone, it's all right to write the quote in full and read some (not all) of it.

If you're going to allow for questions and answers, do them before closing your talk. You want to leave them with your strongest point and call to action. I like to end by saying, "I'll leave you with these words of..." and give a powerful quote that sums up my presentation. Don't end by saying, "thank you," as if they're doing you a favor. You're doing them a favor. If you must, say instead something like, "You've been a great audience and I've really enjoyed being here."

Step 5
Tell stories.

Tom Peters said, “The best leaders…almost without exception and at every level...are master users of stories and symbols.” And, of course the best leaders are the best speakers.

Tell them the story of how you got your children to turn off lights, save water, and recycle. Your stories should be personal and related to a point you're making. Have you ever gotten teary-eyed or a lump in your throat when a speaker told you how they escaped death in a car accident? Make 'em laugh; make 'em cry. They'll relate to and remember you for it. And stories just make your presentation a lot more personal and interesting.

Step 6
Control your fear of public speaking.

Notice I didn't say eliminate it, although you may reach that point with enough experience. A little nervousness is a good thing - it keeps you on your toes and gives you energy. Just don't let it show. Steve Bull advises, "Nerves and butterflies are fine - they're a physical sign that you're mentally ready and eager. You have to get the butterflies to fly in formation, that's the trick."

There are only two reasons I can think of to be nervous or fearful of giving a presentation. One, you're putting too much importance on what people think of you (ego). Think of what you can do for them instead; that's what you're there for. And know that audiences are on your side. They want you to do a good job; they're not sitting there judging you unless you're awful. Your presentation is for them - not you.

The other reason - a legitimate one - to be nervous is if you're unprepared. There's no excuse for this. People don't mind if you make mistakes or lose your place, but they do mind if you bore them or show a lack of concern for them by not being prepared.

Step 7
Get speech coaching.

Hopefully, these steps have given you some ideas on improving your presentation skills. The best way to make huge improvements is to hire a professional coach. Every experienced, dynamic speaker has had one. Your coach will support you and diplomatically point out ineffective things you're doing that you may be unaware of on your own.

Here's to your success as a personable, professional, powerful presenter!

There are three aspects of a presentation - visual, vocal, and verbal. These seven steps will help you develop more effective presentation skills, reduce your fear of public speaking, and give you podium power.

Read More

TIPS SEBELUM MEMULAI INVESTASI EMAS

Selasa, Juli 09, 2013 | , ,

Nasihat Bagi Anda yang Ingin Berinvestasi Logam Mulia Emas

Walau investasi emas sudah lama dikenal, namun dalam beberapa tahun belakangan jenis investasi ini tampak sedang ngetren.
Semua dipicu karena pergerakan harga emas yang cenderung naik, sehingga terdapat selisih yang sangat besar saat membeli dan menjual.
Dibandingkan jenis investasi lain, seperti saham atau reksadana, banyak orang menganggap bahwa investasi emas gampang: ada uang, beli, lalu endapkan sampai harganya melebihi harga pembelian. Benarkah demikian?
Simak rambu-rambu investasi emas dari Endy J. Kurniawan, penulis buku Think Dinar, berikut ini:
Jangan lihat hasil akhir saja. Ada aspek risiko, aksesibilitas, kemampuan lindung aset dan likuiditas yang harus dipertimbangkan. Ini juga berlaku untuk semua jenis investasi.
Jangan asal investasi, tentukan tujuan. Ada tiga tujuan investasi emas, yaitu untuk tabungan atau hedging, dana darurat, atau untuk rencana jangka panjang. Bisa juga untuk mendapatkan dana segar. Masing-masing tujuan investasi emas punya konsekuensi, karena itu sesuaikan dengan kemampuan.
Jangan kehilangan fisiknya. Salah satu kesaktian emas adalah likuiditasnya. Fungsi likuiditas mustahil berfungsi kalau Anda tidak memegang fisik emasnya. Karena itu pastikan fisik emas dipegang atau menjadi sepenuhnya milik Anda, meski dalam posisi dititipkan.
Jangan spekulasi. Spekulasi ini bermakna banyak. Bisa skema beli-gadai bertingkat atau lazim disebut berkebun emas, atau diputar di derivatif berkedok emas. Terlalu berisiko untuk pemula. Meski rata-rata tetap di atas kenaikan 20% per tahun, sebagaimana harga komoditas lain dan return di berbagai jenis investasi, harga emas naik dan turun.
Jangan lihat grafik jangka pendek. Lebih baik jangka panjang, jika telah memutuskan berinvestasi di emas. Misalnya, untuk proteksi aset dan rencana jangka panjang.
Jangan membabi buta. Saking semangatnya, banyak orang yang merasa harus menghijrahkan seluruh dana mereka ke emas. Padahal jikalau dana tersebut akan digunakan dalam jangka waktu di bawah satu tahun, jangan memaksakan diri untuk membeli emas. Lebih baik menyiapkan dana tunai saja. Konversikan hanya uang tunai Anda yang tidak akan digunakan dalam waktu satu tahun ke depan dalam bentuk emas.
Jangan investasikan emas dalam bentuk yang tak lazim, seperti granule atau emas lokal bongkahan. Karena pasarnya terbatas, maka kurang likuid. Koin emas (dinar) dan batangan masih jadi pilihan yang likuid secara nasional bahkan internasional. Emas lokal boleh digunakan asalkan  memiliki bentuk yang standar atau berasal dari pabrikan. Emas berbentuk bongkah atau granule lebih cocok untuk jual-beli dari atau ke industri atau perajin.
Jangan investasi emas perhiasan. Perhiasan hanya untuk keperluan fashion, bukan investasi. Ongkos pembuatan yang harus kita bayar ketika beli relatif besar, namun saat menjualnya cenderung turun, bahkan hilang.
Jangan menimbun. Sebaik-baiknya harta adalah yang berputar. Walau demikian definisi menimbun itu relatif. Tak adil jika menabung Rp 200juta, dalam bentuk tabungan atau deposito, tidak disebut menimbun, sementara menyimpan 100 gram emas dikatakan menimbun. Padahal masing-masing punya konsekuensi. Zakat harus dikeluarkan kalau harta tersimpan. Manfaat ekonomi-sosial akan diperoleh jika harta Anda berputar. Tunaikan saja setiap konsekuensinya.
Jangan ragu-ragu. Dengan kesadaran bahwa harga emas naik dalam jangka panjang, dana menganggur minimal setahun jika Anda konversikan ke emas akan baik hasilnya. Konversi ini bisa berasal dari tabungan atau deposito yang hasilnya kurang menjanjikan. (bn)

Read More